Militer

Mengenal lebih jauh tentang bom penghancur bunker

Selama operasi tempur, mungkin sulit bagi pasukan penyerang untuk menghancurkan lokasi atau bunker yang dibentengi. Seringkali bunker dilindungi oleh tanah dan beton setinggi beberapa kaki yang membuat mereka hampir tidak mungkin untuk menyerang pasukan darat dan sangat sulit untuk merusak dengan pesawat konvensional. Meskipun membuat bom yang lebih besar untuk menghancurkan bunker mungkin berhasil, itu bukan solusi yang sangat praktis karena ada batas kemampuan yang dapat dibawa oleh pesawat pengebom. Di situlah bom penghancur bunker masuk.

Seperti yang tersirat dari namanya, bom penghancur bunker adalah bom tujuan khusus yang tujuan utamanya adalah untuk menembus tanah, beton, atau apa pun untuk melumpuhkan target.

bom penghancur bunker

Konsep itu sendiri telah ada sejak Perang Dunia II ketika para penerbang Royal Air Force mengembangkan bom blockbuster atau gempa bumi seberat 22.000 pound untuk menembus benteng Nazi. Pada suatu kesempatan di tahun 1944, Kapal Perang Jerman Tirpitz yang merupakan kapal saudara dari Bismarck terkena bom semacam itu dan tenggelam.

Apa yang membedakan penghancur bunker dari bom biasa yang dijatuhkan pesawat? Ini tidak sesederhana walaupun sama-sama bom, dan lebih bergantung pada bagaimana bom itu dibuat. Bukan hanya meledak pada target, penghancur bunker harus meledak setelah melalui target.

Teknologi telah berkembang pesat dalam hampir delapan dekade sejak Tirpitz tenggelam. Penghancur bunker modern sangat mirip dengan peluru full-metal jacket (atau FMJ). Jaket tembaga yang menutupi peluru timah memungkinkan siput lebih mudah menembus apa pun yang ditembakkannya. Penghancur bunker menggunakan konsep yang sama, tetapi tidak menggunakan jaket tembaga tapi dengan casing baja yang dikeraskan. Berbeda dengan peluru, bom juga membawa bahan peledak.

Salah satu penghancur bunker Amerika Serikat saat ini adalah BLU-109 yang digolongkan sebagai penetrator. BLU-109 adalah bom kelas 2.000 pon yang terdiri dari tabung baja tebal yang sekeras laras artileri, berisi bahan peledak. Saat dijatuhkan, baja yang diperkeras seperti selubung tembaga dari peluru FMJ, memungkinkan muatan menembus tanah dan beton dan meledak begitu berada di dalam bunker.

Penghancur bunker lainnya contohnya GBU-28, adalah bom kelas 5.000 pon yang dikembangkan selama Badai Gurun. Ia juga menggunakan penetrator baja yang memungkinkannya meluncur menembus tanah setinggi 100 kaki atau beton setinggi 20 kaki, lebih dari cukup untuk melumpuhkan bunker.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *