Tidak ada yang bertahan selamanya di alam semesta ini, termasuk setiap bintang di langit. Ini berarti bahwa suatu hari nanti jika Matahari kita juga pada akhirnya akan musnah.
Namun ketika hal itu terjadi, hal itu tidak akan terjadi sekaligus. Pertama-tama Matahari akan membengkak menjadi raksasa merah, menelan planet-planet bagian dalam dan mendidihkan sebagian besar bagian luar Tata Surya. Pada akhirnya akan menjadi katai putih terpencil, beserta sisa-sisa planet raksasa kita yang kemungkinan besar akan tersisa sedikit, meski hal ini masih belum pasti.
Saat ini Tata Surya kita relatif stabil. Delapan planet, satu sabuk asteroid, sabuk Kuiper, dan awan Oort semuanya mengorbit Matahari. Namun Matahari berevolusi dan tidak akan hidup selamanya. Selama 7 miliar tahun ke depan, planet ini akan memanas dan membengkak menjadi raksasa merah.
Merkurius dan Venus di dunia terdalam akan segera ditelan. Bumi meski ada kemungkinan akan bertahan, harusnya menjadi planet terakhir yang dilahapnya.
Pada fase raksasa, Matahari akan bersinar ribuan kali lebih terang dari saat ini. Asteroid, sabuk Kuiper, dan objek awan Oort bagian dalam akan menyublim, meninggalkan inti batuan dan logam.
Atmosfer planet raksasa terbesar sekalipun akan menguap seluruhnya. Kemudian Matahari akan kehilangan massanya dan mengeluarkan lapisan-lapisannya menjadi nebula planet.
Hilangnya massa ini seharusnya mengeluarkan sisa objek awan Oort dan sabuk Kuiper. Jika -50% atau lebih massa Matahari hilang seperti yang diperkirakan, Neptunus dan Uranus juga akan terlontar.
Sementara itu, inti Matahari seharusnya akan berkontraksi menjadi katai putih. Sisa-sisa Mars, asteroid, ditambah inti Jupiter dan Saturnus yang terkelupas akan tetap ada.
Hanya tiga sistem katai putih yang diketahui memiliki sisa-sisa planet. Masa depan kita yang jauh masih mengandung banyak hal yang belum diketahui sampai sekarang.
