Teknologi

Efek Radar Kapal Selam Terhadap Kehidupan dan Manusia

Dalam hal pemetaan dan navigasi lingkungan bawah air, tidak ada yang bisa mengalahkan sonar. Mungkin pernah melihatnya di film. Kapal angkatan laut mengirimkan gelombang suara dan dapat mengidentifikasi apa yang ada di sekitarnya dengan cara gelombang suara tersebut memantulkan objek dan memantulkannya kembali. Layar sonar di film dan TV bahkan biasanya memiliki efek suara khas setiap beberapa detik.

Berdasarkan interpretasi fiksinya, kalian mungkin berasumsi bahwa sonar tidak berbahaya dan bahkan mungkin tidak terdengar oleh manusia. Kapal dan kapal selam mungkin memiliki sonar yang menyala sepanjang waktu bukan? Jarak pandang di bawah air terutama bagian yang lebih dalam dengan sedikit sinar matahari tidak terlalu bagus, jadi gelombang suara adalah satu-satunya cara untuk memetakan lingkungan sekitar kapal.

efek radar kapal selam

Ternyata kenyataannya tidak demikian. Sonar bukannya tidak berbahaya dan bukan sesuatu yang selalu digunakan oleh kapal. Faktanya, gelombang suara yang digunakan dalam sapuan sonar bisa berbahaya bahkan mematikan, terutama bagi satwa liar laut.

Sonar yang memancar pada waktu dan tempat yang salah dapat menimbulkan dampak buruk bagi siapa pun yang terperangkap dalam gelombang suara tersebut. Untuk memahami alasannya, penting untuk melihat perbedaan antara sonar aktif dan pasif, bagaimana dan mengapa kapal angkatan laut menggunakannya, dan dampak terhadap kehidupan bawah air.

Sonar Aktif vs Pasif

Ada dua jenis sonar yang digunakan oleh kapal laut yaitu aktif dan pasif. Mereka tidak bekerja seperti yang ada di film. Sonar pasif adalah mode hanya mendengarkan.

Ia mendengar suara yang merambat melalui air dan mencatat data tentang suara tersebut, seperti nada, frekuensi, dan arah asalnya. Ini dapat membantu mendeteksi kehidupan laut seperti paus atau hiu, dan juga digunakan dalam pertempuran untuk mendeteksi musuh.

Poin terakhir inilah yang menjadi alasan mengapa kapal angkatan laut tidak selalu menggunakan sonar aktif. Sonar aktif mengirimkan gelombang suara yang dipantulkan kembali ke kapal, seperti yang dilihat di film. Namun sonar aktif tidak senyap.

Ini memekakkan telinga hingga hampir 300 desibel. Penggunaan sonar aktif menunjukkan lokasi kapal karena mudah dilacak kembali ke sumbernya. Teknisi sonar juga menyadari dampak buruknya terhadap lingkungan dan itulah alasan lain mengapa sonar aktif jarang digunakan. Ini sangat berisiko.

Sonar pasif dapat dijalankan setiap saat, tetapi Sonar aktif tidak seperti itu. Itu terlalu berbahaya bagi lingkungan bawah air dan langsung menunjukkan posisi. Ini dapat membantu menemukan hal-hal yang sangat sunyi seperti kapal selam modern, tetapi tidak layak untuk digunakan terus-menerus.

Bukan hanya suaranya tapi juga gelombang kejutnya

Katakanlah sebuah kapal menggunakan sonar aktif di sekitar makhluk hidup. Apa yang akan terjadi? Suara merambat dalam gelombang. Sebagai contoh mungkin pernah menghadiri konser di mana bisa merasakan bass yang keluar dari panggung. Getaran ini merupakan bentuk gelombang kejut, namun biasanya tidak terlalu berbahaya. Kebanyakan konser memiliki tingkat maksimal sekitar 100 hingga 120 desibel, sudah cukup untuk merusak pendengaran akibat getaran di bagian sensitif telinga bagian dalam.

Sebagai pengingat, sonar aktif bisa mencapai hampir 300 desibel. Tentu saja kau akan langsung menjadi tuli, tapi gelombang kejut yang terkait dengan volume itu secara efektif akan menyebabkan bagian dalam tubuhmu berubah menjadi bubur.

Dalam film, pahlawan aksi dapat berdiri agak jauh dari ledakan bom dan bertahan hidup. Dalam kehidupan nyata, gelombang kejut dari ledakan akan melukai atau bahkan membunuh mereka. Terlebih lagi, gelombang kejut merambat lebih jauh melalui air daripada udara yang berarti gelombang kejut sonar yang aktif dapat membunuh dari jarak berkilo-kilometer jauhnya.

Ingatlah bahwa efek yang dihasilkan oleh suara bersifat eksponensial. Setiap 10 desibel berarti peningkatan volume dan tekanan suara sebesar 10 kali lipat. Ini berarti 300 desibel adalah 200 kali lebih keras daripada konser rock 100 desibel, dan gelombang kejut dari suara tersebut akan 200 kali lebih kuat dan cukup mudah untuk menghancurkan organ dalam manusia secara instan.

Sampai saat ini, belum ada manusia yang tercatat meninggal karena terjebak dalam sonar seperti ini, namun ada video penyelam yang mendengar suara menusuk dari sonar dari jarak jauh. Namun hewan laut bisa mati akibat gelombang kejut sonar.

Hal ini juga dapat membuat mereka bingung dan menyebabkan mereka berenang dengan panik ke daerah berbahaya, seperti ikan paus yang terdampar di pantai. Gelombang kejut juga dapat merusak atau menghancurkan bebatuan, karang, dan fitur bawah air lainnya.

Anda mungkin juga suka...

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *